Sejarah Desa

     Dahulu kala terdapat bantaran tepi sungai mentaya yang subur, di atas tanah tanahnya ditumbuhi pohon dan semak yang masih lebat sekitar tahun 1919 hiduplah  sekelompok perantau/pendatang yang dikepalai oleh sorang yang bernama UDA alias DATU MANANG, konon pendatang ini berasal dari pulau telu kabupaten kapuas yang bermukim (bahasa lokalnya mendukuh) didaerah tersebut dengan rukun dan damai meskopun penduduk dalam kehidupan primitif di tepi bantaran sungai mentaya. 

      Desa "SIMPUR" diambil dari nama sebuah pohon yang paling besar yang berdiri kokoh dekat permukiman yang mana pohon tersebut dikenal masyarakat dayak dengan nama pohon "SIMPUR" dan menurut sejarah Desa Simpur merupakan pemekaran dari Desa Camba.

      Desa Simpur lama kelamaan menjadi ramai dengan adanya pendatang yang semakin bertambah dan menetap tinggal, selang beberapa tahun berikutnya ada beberapa orang yang datang untuk mendirikan pemukiman yang tempatnya berseberangan dengan Desa Simpur yang bernama "DUSUN PAMADAUAN" yang konon nama tersebut diambil dari latar belakang kisah atau sejarah bahwa tempat atau pemukiman tersebut dahulunya sering digunakan buaya-buaya sungai untuk berjemur yang mana dalam bahasa setempat Pemadauan Buaya yang artinya tempat buaya berjemur, tetapi setelah tempat tersebut dihuni oleh manusia, buaya-buaya tersebut tidak pernah lagi terlihat sampai sekarang dan Dusun Pemadauan Luar tersebut sekarang menjadi bagian dari Desa Simpur yaitu bagian RT 003/RW 001 Desa Simpur.